Pembicara pada “Wednesday Forum” Oktober 14, 2009
adalah Melanie Nyhof, kandidat doctor dari Pittsburgh University. Sedangkan
moderator kali ini adalah Roy Alan Brango Tolentino. Melanie mempresentasikan
artikel penelitiannya berjudul “Allah Shape is like the sky, children
understanding of God”. Dalam diskusi ini, ia melihat bahwa konsep-konsep agama
tentang hal yang bersifat supernatural bukanlah sesuatu yang terberi demikian
saja, melainkan terorganisir melaui pemikiran. Fokus penelitian Melanie adalah pada
anak-anak Indonesia yang baru berkembang dalam memahami makna Tuhan. Mereka
mempunyai perbedaan latar belakang berdasarkan agama, usia, kultural dan
psikologis.
Melanie menyatakan bahwa banyak dari para peneliti
mengenai perkembangan anak dalam melihat Tuhan lebih berdasarkan latar belakang
agama Kristen. Riset-riset lama menyatakan bahwa pandangan anak-anak dapat
menggabungkan antara hal-hal yang natural dengan supernatural. Anak-anak
melihat Tuhan seperti seorang manusia, kadang-kadang mereka melihatnya seperti
langit atau juga orang tua. Melanie menyebut Tuhan sebagai anthropomorphic,
dimana Tuhan dapat ditafsirkan secara konkrit seperti layaknya penampilan
manusia. Ini berlawanan dengan pandangan teologi tradisional yang melihat bahwa
Tuhan seperti alien dan sangatlah abstrak. Studi terakhir menunjukkan bahwa
beberapa hal kepemilikan Tuhan dan karakternya sesungguhnya dapat dipahami oleh
anak-anak. Sedangkan tabel penelitian Melanie menunjukkan bahwa anak mempunyai
tingkatan pandangan dalam melihat Tuhan, mulai dari yang sangat abstrak hingga
ke yang sangat konkrit. Meskipun demikian, ketika Tuhan dilihat dari kaca mata
anthrophomorphic, namun ia masih dianggap mempunyai kekuatan yang tidak
terkira.
Jarak usia penelitian yang dilakukan oleh Melanie adalah
mulai dari kisaran 3-12 tahun, yang mana keduanya berasal dari latar belakang
Kristen dan Islam. Penemuan menarik yang ditemukannya menunjukkan bahwa
persepsi anak-anak Muslim terhadap Tuhan adalah jauh lebih abstrak dibanding
persepsi anak-anak Kristen dalam melihat Tuhan. Hal ini mungkin dikarenakan
perwujudan Jesus yang cukup membantu dalam mengimajinasi keberadaan Tuhan atau
terkadang anak-anak Kristen mellihat Tuhan adalah orang tuanya sendiri,
sedangkan anak-anak Muslim tidak mempunyai referensi yang konkrit mengenai
bentuk Tuhan.
Dalam hasil penelitian metode kualitatifnya, Melanie
lebih menekankan pada interview dengan pertanyaan terbuka, dengan beberapa
pertanyaan tentang tampilan Tuhan, dimana Tuhan berada, apa yang dilakukannya.
Kemudian tentang apa itu surga, jiwa, dan kehidupan setelah mati dalam
pandangan anak-anak. Melanie mewawancarai sekitar 66 anak-anak, 57 darinya
adalah anak-anak dari sekolah Islam. Ketika Melanie bertanya dimanakah Tuhan
berada? Kebanyakan anak menjawab bahwa Tuhan berada di langit, surga dan langit
ke tujuh. Sedikit yang merespon bahwa Tuhan berada di hati kita dan Tuhan
berada di manapun. Apa yang Tuhan lakukan? jawaban anak-anak tersebut adalah
Tuhan melihat manusia dan alam sekitarnya, Tuhan duduk dan tidur dll. Ketika
Melanie bertanya, seperti apa tampilan Tuhan?, Anak-anak menjawab bahwa Allah
itu lebih besar dari langit dan lebih besar dari bangunan dan roket. Dari
kesemuanya, tampak bahwa anak-anak tidak bingung dengan konsep Tuhan, meskipun
dalam pandangan orang dewasa anak-anak dianggap masih mempunyai kekacauan dalam
membedakan prinsip Tuhan secara mental, fisik dan biologis.
Beberapa respon, komen, dan pertanyaan diajukan ketika
sesi tanya jawab dibuka. Seorang audiens bertanya tentang apa yang harus dilakukan
dan dijelaskan ketika seorang anak bertanya tentang keberadaan Tuhan dan
tampilan-tampilan luarnya, karena kebanyakan orang tua di Indonesia sulit untuk
menjelaskan hal ini. Komentar lainnya juga ditunjukkan oleh audiens berikutnya
yang menyatakan bahwa konsep Tuhan sebenarnya bukan hanya dipengaruhi oleh
latar belakang kebudayaan, namun juga latar belakang kultural yang penting.
Disamping itu, ada beberapa audiens yang mengkritik cakupan penelitian Melanie
karena ia tidak menjelaskan bagaimana jenis kelamin Tuhan dalam pandangan
anak-anak, perbedaan antara anak-anak perkotaan dan pedesaan dalam memandang
Tuhan, dan bagaimana anak-anak yang dibesarkan dalam kultur Muhammadiyah dan NU
dalam memandang Tuhan. Diskusi menarik ini berjalan lebih dari satu setengah
jam, dan masih dilanjutkan dalam obrolan-obrolan dengan pembicara, setelah
forum resmi usai.
Melani Nyhof mendapatkan gelar master degree-nya dari
University of Pittsburgh; dia juga mendapatkan beberapa penghargaan dan
beasiswa penelitian seperti intercultural research award; Fulbright award;
Commission and religion theology project grant; dan juga North American science
and religion travel grant. Dia telah tinggal di Indonesian selama lebih dari
sepuluh tahun, dan penelitiannya ini akan selesai pada akhir tahun ini.
Jika Anak Bertanya Tuhan Ada Dimana?(disadur dari warnaislam.com)
Pertanyaan
Assalamu’alaikum wr. Wb.
Begini ustadz, saya adalah seorang guru di TK. Ada anak yang bertanya tentang keberadaan Allah, misalnya dengan pertanyaan: Allah ada di mana? Di mana rumahnya? Wajahnya seperti apa?
Nah, mohon penjelasan dari ustadz bagaimana saya harus bisa memberikan jawaban yang pas dan bisa dimengerti oleh mereka?
Terima kasih ustadz atas jawabannya.
Wassalamu’alaikum wr. Wb.
sholikah
Jawaban
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Allah adalah tuhan kita, namun kita tidak mungkin mengenal diri-Nya, kecuali Dia sendiri yang memperkenalkan kita. Termasuk keberadaan diri-Nya, kita tidak pernah tahu dan tidak akan pernah tahu.
Memang terkadang kita mendengar ada ungkapan orang seperti Tuhan ada pada diri kita ini, atau tuhan ada di hati. Bahkan ada juga yang mengatakan bahwa tuhan ada di mana-mana di segala tempat.
Tetapi kalau kita mau sedikit kritis, sebenarnya dua ungkapan di atas kurang tepat. Itu hanya gossip tentang tuhan. Gossipnya, tuhan itu konon ada di dalam hati atau ada di mana-mana, tetapi siapa yang bilang? Dan benarkan tuhan mengatakan bahwa dirinya ada di dalam hati manusia? Benarkah tuhan mengatakan bahwa dirinya ada di mana-mana?
Jangan-jangan ungkapan itu tidak benar. Kalau tidak benar, berarti salah kan? Dan tentu sangat fatal sekali akibatnya, sebab kita telah memandang tuhan bukan dengan cara yang benar. Kita menganggat tuhan dengan pandangan yang keliru.
Ungkapan bahwa tuhan itu ada di dalam diri kita, sebenarnya datang dari sebuah kepercayaan yang menyimpng. Para peneliti mengatakan bahwa pemikiran itu datang dari kaum wihdatul wujud (kesatuan wujud tuhan dengan manusia). Paham ini telah dikafirkan oleh para Ulama kita yang dahulu dan sekarang.
Dan ungkapan bahwa tuhan ada di mana-mana, juga menyimpang dan merupakan pendapat dari kaum Jahmiyyah (faham yang menghilangkan sifat-sifat Allah) dan Mu’tazilah.
Lalu Allah SWT tuhan kita itu ada di mana?
Untuk menjawab pertanyaan itu, mudah saj kok. Mari kita bukan kitab suci yang merupakan firman Allah SWT sendiri. Di dalam Al-Quran Al-Kariem, Allah SWT telah menjelaskan keberadaan dirinya. Jadi kita tidak usah pusing tujuh keliling menjawab pertanyaan adik-adik TK kecil itu. Jawab saja pakai Al-Quran, sebab Al-Quran adalah penjelasan resmi dari Allah SWT sendiri, jadi mana mungkin salah, ya kan?
Mari kita buka satu surat di urutan ke-20. Surat itu adalah surat Thaha. Di sana Allah SWT menyebut diri-Nya dengan salah satu dari sekian banyak nama-Nya, Ar-Rahman, yang artinya Yang Maha Penyayang.
“Ar-Rahman di atas ‘Arsy Ia istiwaa (bersemayam).” (Thaha: 5)
“Sesungguhnya Tuhan kamu itu Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam hari, kemudian ia istiwaa (bersemayam) di atas ‘Arsy.”(Al-A’raf:54).
Jadi ibu bisa memberi jawaban mudah dan singkat kepada si kecil, “Nak, kata Allah, Dia berada di atas Arsy.”
‘Arsy adalah mahluk Allah yang paling tinggi berada di atas tujuh langit dan sangat besar sekali sebagaimana diterangkan Ibnu Abbas. Tidak seorang pun dapat mengukur berapa besarnya.”
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih atas kunjungan dan komentarnya pada Blog ini. Thanks atas setiap Komentar, Masukkan, Saran, dan Kritik Y dapat membangun blog ini agar lebih baik lagi kedepannya. Berkomentarlah sesuai dengan Isi Bahasan Artikel. Mohon dengan Sangat Kepada Sobat-sobat untuk tidak berkomentar Y berbau unsur:
- Sara
- Pornografi
- No Spam !!! [Komentar menyertakan link aktif akan otomatis terdelete]
Terima Kasih atas Kunjungannya Sobat,,
Salam Sukses dari AF Sahabat Artikel